ALAMAT ITU, TIDAK PALSU
Alamat itu, tidak palsu
Pernah kita mengalami hal yang serasa konyol. Seperti tidak mungkin rasanya. Seolah hal itu mustahil terjadi, namun nyata adanya. Bukan rekayasa. Tiba-tiba datang menghampiri, lalu menguap, hilang dan pergi dari hadapan. Terbengonglah jadinya. Mau tertawa, bukan saat yang tepat. Mau kecewa tiadalah berguna. Repot dibuatnya.
Kejadian itu tidak sekali dua kali terjadi. Bisa berkali-kali. Namun jarang kita sadari. Bahkan bisa-bisa kita lupa, bahwa garis nasib sudah ditetapkan. Taqdir sudah dipastikan. Jatah rezeki sudah dibagi. Mesti tidak sekaligus. Tentunya secara bertahap. Seiring perjalanan usia kita.
Apa yang kita citakan kadang tidak terbukti. Justru harapan orang tua jadi nyata. Itulah saktinya orang tua. Doanya makbul. Kata-katanya manjur. Angan dan harapannya menembus langit. Meruntuhkan segala formasi penghalang. Menghunjam tajam, membumi dengan penuh dedikasi. Nyata menghapiri dan menyertai nasib sang buah hati.
Ketika kita berharap besar, justru kecil yang kita dapat. Ketika kita berharap kecil saja, malahan besar kita dapatkan. Semua penuh rahasia. Tanpa bisa diduga. Hingga kita tidak lagi menginginkan apa-apa, dan tidak menghendaki apapun. Justru terkadang keterkejutanlah yang menghampiri kita. Betul, rezeki akan datang tanpa memberi kabar. Hanya rasa syukur yang keluar dari lisan secara perlahan, dari lubuk hati yang paling dalam.
Betul-betul terjadi. Rezeki tidak akan salah alamat. Tidak ada rumus alamat palsu bagi si rezeki. Meski terkadang sudah dihadapan, seolah nyata menjadi milik kita. Namun ketika ada factor penghalang dan kita pasrah saja, serahkan pada sang Pemberi Rezeki, maka kalau memang itu menjadi jatah kita, pastilah akan datang, apapun alasannya.
Maka mensyukurinya menjadi sebuah keharusan. Karena menurut kita tugas manusia hanyalah menerima keputusan Tuhan. Seberapapun usaha yang kita lakukan, tidaklah diberi kuasa untuk menentukan tingkat keberhasilannya. Karena itu hak prerogative Sang Maha Pemberi.
Kini tinggal bagaimana sikap kita terhadap Rezeki, Hati Nurani dan Tuhan. Karena ternyata alamat itu tidak palsu.
Wallahu a’lam,
Salam,
Celoteh siang keburu pulang ditinggal teman berakhir pekan.
Ngebel, 19 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Berusaha mempunyai hati yang selalu bersyukur atas semua nikmat yg diberikan Allah...keren pak
Terima kasih kunjungan siangnya ibuk.
Sepakat Pak..syukur adalah wujud paling utama untuk menerima apa yang sudah menjadi bagian kita.. termasuk rejeki, kesehatan,dan usia. Terima kasih sudah berkunjung di blog saya. Semoga panjang umur dan salam bahagia.
Sama sama ibuk
Kalimat-kalimatnya mudah untuk dicerna. Salam literasi.
Baru coba coba nulis ibuk. Salam
Baru coba coba nulis ibuk. Salam
Allah maha menentukan
Rezeki nomplok
Ulasan yang keren pak. Salam kenal dan salam literasi
Terima kasih bu guru. Salam sukses bu.
Terima kasih bu guru. Salam sukses bu.
tak seperti lagu are thing2... ya pak.... like
He he.. Hampir saja.
He he.. Hampir saja.
He he.. Hampir saja.
He he.. Hampir saja.
Ulasan yg menarik, rezeki adalah sesuatu yg pasti dan tidak akan salah alamat. Apapun bentuknya harus disyukuri. Sukses selalu buat bapak
Aamiin. Terima kasih ibuk kunjungan hangatnya
Ulasan yang keren pak. Salam kenal dan salam literasi
Terima kasih Bu guru. Kenal balik
Terima kasih Bu guru. Kenal balik
Semoga kita menjadi insan yang selalu bersyukur ya Pak...
Aamiin. Terima kasih kunjungan hangatnya bu guru.
Aamiin. Terima kasih kunjungan hangatnya bu guru.